Materi Kelas X

KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA

A.   KEADAAN ALAM DAN PESEBARAN BINATANG SERTA MANUSIA PURBA INDONESIA
Berdasarkan geologi (ilmu yang mempelajari lapisan kulit bumi) waktu sejak mulai terjadinya bumi sampai sekarang, dapat dibagi menjadi beberapa zaman sebagai berikut :
1.       Archaeikum atau Azoikum.
2.       Paleozoikum (zaman kehidupan tua).
3.       Mesozoikum (zaman kehidupan pertengahan).
4.       Neozoikum atau kainozoikum (zaman kehidupan baru) berlangsung kurang lebih 60 juta tahun yang lalu sampai sekarang. Zaman neozoikum ini dibagi atas dua zaman yaitu :
  1. Zaman Tersier (zaman ke tiga).
  2. Zaman Kwarter ( zaman ke empat).

C.    MANUSIA PURBA INDONESIA

Dalam hal penemuan manusia purba, Indonesia menempati posisi yang penting, sebab fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia berasal dari semua kala Plestosen. Sehingga nampak jelas perkembangan fisik manusia purba tersebut. Manusia-manusia purba yang ditemukan di Indonesia dari yang tertua adalah sebagai berikut :
1.       Meganthropus Paleojavanicus (Manusia Raksasa dari Jawa Purba)
2.       Pithecanthropus (Manusia Kera)
Macam-macam Pithecanthropus sebagai berikut :
  1. Pithecanthropus Mojokertensis.
  2. Pithecanthropus Robustus (Manusia kera yang kuat)
  3. Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang berdiri tegak)
d.   Pithecanthropus Soloensis (Manusia Kera dari Solo)
3.       Homo Wajakensis (Manusia Purba dari Wajak)


PERIODISASI KEHIDUPAN MASYARAKAT AWAL DI INDONESIA

Kehidupan masyarakat awal di Indonesia sebelum mengenal tulisan pengaruh Hindu-Budha disebut dengan Zaman Prasejarah. Kehidupan masyarakat awal tersebut dibagi dalam periodisasi sebagai berikut :

1.       Zaman Batu, dibagi menjadi:
a.       Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
b.       Zaman Batu Madya (Mesolithikum)
c.       Zaman Batu Muda (Neolitikum)
2.       Zaman Logam, dibagi menjadi:
a.       Zaman tembaga
b.       Zaman Perunggu
c.       Zaman Besi

A.    ZAMAN BATU

Zaman Batu Tua (Paleolithikum)

a.    Peninggalan Budaya

Alat-alat batu yang digunakan pada zaman batu tua masih sangat kasar, sebab teknik pembuatannya masih sangat sederhana. Alat-alat batu ini dibuat dengan cara membenturkan antara batu yang satu dengan yang lainnya. Pecahan batu yang menyerupai bentuk kapak, mereka pergunakan sebagai alat. Berdasarkan nama tempat penemuannya, hasil-hasil kebudayaan zaman batu tua di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu : Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.

b.    Manusia Pendukung

Berdasarkan penemuan yang ada dapat disimpulkan bahwa pendukung kebudayaan Pacitan adalah Pithecanthropus Erectus. Sedangkan sebagai pendukung kebudayaan Ngandong adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
c.    Kehidupan Sosial

Berdasarkan penemuan alat-alat Paleolithik, dapat disimpulkan bahwa manusia purba pendukung zaman batu tua hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan (hunting and food gathering). Mereka juga hidup dengan menangkap ikan di sungai. Manusia purba pada zaman batu tua hidup berpindah-pindah (nomaden).

Ringkasan Kebudayaan Paleolithikum

Hasil Kebudayaan
Cara Hidup
Pendukung
-      Kebudayaan Pacitan
-    Kapak Genggam
-    Kapak Perimbas
-    Alat serpih (Flake)
-      Kebudayaan Ngandong
-    Kapak Genggam
-    Alat-alat tulang dan tanduk rusa
-    Alat serpih (Flake)
-      Berburu dan mengumpulkan makanan (Hunting and Food Gayhering)

-      Berpindah-pindah (Nomaden)
-      Pithecanthropus Erectus
-      Homo Soloensis
-      Hommo Wajakensis






Zaman Batu Madya (Mesolithikum)

a.    Hasil Kebudayaan


Alat-alat batu dari zaman batu tua pada zaman batu madya masih terus digunakan dan dikembangkan serta mendapat pengaruh dari Asia Daratan, sehingga memunculkan corak tersendiri. Manusia pada zaman ini juga telah mampu membuat gerabah.

a)    Kebudayaan Tulang Sampung (Sampung Bone Culture)

Banyak alat-alat batu dan tulang dari zaman batu madya ditemukan di abri sous roche. Penelitian pertama terhadap abri sous roche dilakukan oleh Van Stein Callenfels di gua Lawa, dekat Sampung, Ponorogo, Jawa Timur dari tahun 1928 sampai 1931. Alat-alat mesolithik yang ditemukan dari gua tersebut adalah : alat-alat batu seperti mata panah dan flake, batu-batu penggiling dan alat-alat dari tulang dan tanduk. Bersamaan dengan alat-alat dari Sampung ini, ditemukan pula fosil manusia PapuaMelanesoide.

b)    Kebudayaan TOALA (Flake Culture)

Penelitian di gua-gua di Lumancong, yang masih didiami oleh suku bangsa Toala, berhasil menemukan alat-alat serpih (flake), mata panah bergerigi dan alat-alat tulang. Van Stein Callenfels memastikan bahwa kebudayaan Toala tersebut merupakan kebudayaan Mesolithikum yang berlangsung sekitar tahun 3000 sampai 1000 SM.

c)    Kebudayaan Kapak Genggam Sumatera (Peble Culture)

Di sepanjang pesisir Sumatera Timur Laut, antara Langsa (Aceh) dan Medan ditemukan bekas-bekas tempat tinggal manusia dari zaman Batu Madya. Temuan itu berupa tumpukan kulit kerang yang membatu dan tingginya ada yang mencapai 7 meter. Dalam bahasa Denmark, tumpukan kulit kerang ini disebut Kjokkenmoddinger (sampah dapur). Bersama-sama Kjokkenmoddinger ini, Van Stein Callenfels pada tahun 1925, juga menemukan :
-          peble (kapak genggam Sumatera)
-          hache courte (kapak pendek)
-          batu-batu penggiling
-          alu dan lesung batu
-          pisau batu, dan sebagainya

                                          Bone Culture

                                                                              terutama di abri sous roche
Mesolithikum                   Flake Culture
                                         
                                          Pebble Culture               terutama di Kjokkenmoddinger



b.    Manusia Pendukung


Pendukung kebudayaan mesolithikum adalah manusia dari ras Papuamelanesoid. Hal ini terbukti dengan ditemukannya fosil-fosil manusia ras papua melanesoid baik pada kebudayaan Tulang Sampung maupun di bukit-bukit kerang di Sumatera. Sedangkan pendukung kebudayaan Toala menurut Sarasin diperkirakan adalah nenek moyang orang Toala sekarang yang merupakan keturunan orang Wedda dari Srilangka (Ras Weddoid).

c.    Kehidupan Sosial


Sebagian manusia pendukung kebudayaan mesolithikum masih tetap berburu dan mengumpulkan makanan tetapi sebagian sudah mulai bertempat tinggal menetap di gua-gua dan bercocok tanam secara sederhana. Adapula pendukung kebudayaan zaman batu madya yang hidup di pesisir. Mereka hidup dengan menangkap ikan, siput dan kerang.

c.    Seni Lukis


Penemuan lukisan dinding gua di Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya dilakukan oleh C.H.M. Heeren Palm pada tahun 1950 di Leang Patta E. Menurut Van Heekeren gambar babi hutan di gua Leang-leang di Sulawesi Selatan berumur sekitar 4000 tahun.

d.    Kepercayaan

Masyarakat Mesolithikum di Indonesia sudah mengenal kepercayaan dan penguburan mayat. Lukisan manusia di Pulau Seram dan Papua merupakan gambar nenek moyang dan dianggap memiliki kekuatan magis sebagai penolak roh jahat. Demikian halnya gambar kadal di wilayah tersebut, dianggap sebagai penjelmaan nenek moyang atau kepala suku sebagai lambang kekuatan magis.

Ringkasan Kebudayaan Mesolithikum

Hasil kebudayaan
Cara Hidup
Pendukung
-     Kapak genggam Sumatera (pebble Culture)
-     Alat-alat tulang dan tanduk (Bone Culture)
-     Alat-alat serpih (flakes)
-     Kapak pendek (Hache courte)
-     Gerabah
-     Lukisan dinding gua
-     Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
-     Mulai bercocok tanam secara sederhana
-     Sebagian masih nomaden, sebagian sudah mulai menetap bertempat tinggal di gua-gua
-     Sebagian hidup di pesisir menangkap ikan dan kerang
Papua Melanesoid, nenek moyang dari suku:
-     Papua
-     Sakai (Siak)
-     Semang (Malaysia)
-     Atca (Filipina
-     Aborigin (Australia)


Zaman Batu Muda (Neolithikum)

a.    Hasil kebudayaan


Alat-alat batu yang dipergunakan pada zaman batu muda sudah sangat halus pembuatannya, karena mereka sudah mengenal teknik mengasah dan mengupam. Berdasarkan alat batu yang menjadi ciri khas, kebudayaan zaman batu muda di Indonesia dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu : Kebudayaan Kapak Persegi dan Kebudayaan Kapak Lonjong.

b.    Manusia Pendukung


Manusia pendukung kebudayaan kapak persegi pada zaman Neolithikum bertempat tinggal di Indonesia bagian timur. Mereka adalah dari ras proto-melayu (Melayu - Tua) yang datang ke Indonesia sekitar tahun 2000 SM. Mereka datang ke Indonesia dengan menggunakan Perahu Bercadik. Sedangkan manusia pendukung kebudayaan kapak lonjong di Indonesia bagian timur adalah Papua Melanesoide.

c.    Kehidupan Sosial Budaya


Perubahan besar dalam bidang sosial budaya terjadi pada zaman batu muda. Perubahan tersebut  dikenal dengan nama Revolusi Neolithik yaitu perubahan dari mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan makanan (food producing), dari kehidupan berpindah-pindah (nomaden) menjadi kehidupan menetap.

d.    Kepercayaan


Masyarakat zaman Neolithikum mempercayai adanya kekuatan “diluar” kekuatan manusia. Kepercayaan mereka dikenal dengan sebutan Animisme yaitu kepercayaan tentang adanya ruh-ruh yang memiliki kekuatan di alam gaib. Sedangkan dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan karena ditempati atau merupakan perwujudan dari ruh.

Kehidupan Zaman Neolithikum

Hasil Kebudayaan
Cara Hidup
Manusia Pendukung
-     Kapak persegi
-     Kapak Lonjong
-     Kapak bahu
-     Gerabah
-     Perhiasan (gelang dan manik-manik)
-     Alat pemukul kulit kayu
-     Revolusi Neolitik
-     Hidup menetap bertempat tinggal di rumah-rumah sederhana / mulai mem-bentuk perkampungan
-     Hidup dengan bercocok tanam dan berternak
-     Menggunakan bahasa Melayu-Polinesia (Austronesia)
-     Indonesia Barat
Proto Melayu 2000 SM nenek moyang dari suku bangsa : Nias, Toraja, Sasak, Batak
-     Indonesia Timur

Papua Melanesoide

Megalithikum

Kebudayaan Megalithikum adalah kebudayaan yang utamanya menghasilkan bangunan-bangunan yang terbuat dari batu-batu besar. Kebudayaan Megalithikum muncul pada zaman neolithikum dan berkembang luas pada zaman logam. Adapun hasil-hasil terpenting dari kebudayaan megalithikum adalah :
1.       Menhir
2.       Dolmen
3.       Sarkofagus
4.       Kubur peti batu
5.       Waruga
6.       Punden Berundak
7.       Arca.

B.    ZAMAN LOGAM (ZAMAN PERUNGGU)

Pada zaman logam ini penduduk Indonesia telah mampu mengolah dan melebur logam. Kepandaian ini diperoleh setelah mereka menerima pengaruh dari kebudayaan Dongsong (Vietnam) yaitu kebudayaan Perunggu di Asia Tenggara yang menyebar ke Indonesia sekitar tahun 500 SM.

a.    Hasil-hasil kebudayaan

       Pada zaman logam manusia sudah mampu melebur dan mengolah logam menjadi alat-alat untuk keperluan sehari-hari atau alat upacara. Hasil-hasil kebudayaan dari zaman logam diantaranya sebagai berikut :
1.  Kapak Corong
2.  Nekara
3.  Bejana Perunggu
4.  Arca-arca
5.  Benda-benda perunggu lain
6.  Benda-benda besi
7.  Gerabah

b.    Teknologi

Benda-benda perunggu yang ditemukan dari zaman logam dibuat dengan menggunakan 2 teknik, yaitu :
b.       Teknik Bivalve (Setangkap)
c.       Teknik a cire perdue (cetakan lilin)

c.    Manusia pendukung

Pendukung utama kebudayaan perunggu di Indonesia adalah pendatang baru dari Asia Tenggara Daratan. Mereka adalah penduduk Deutro Melayu (Melayu Muda) dengan membawa kebudayaan Dongsong (Vietnam) yaitu kebudayaan perunggu Asia Tenggara.


d.    Kehidupan sosial budaya

Pada zaman logam manusia di Indonesia hidup di desa-desa di daerah pegunungan, dataran rendah dan tepi pantai. Mereka hidup dalam perkampungan-perkampungan yang makin teratur dan terpimpin. Bukti-bukti sisa tempat kediaman mereka ditemukan di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali, Sumbawa, Sumba dan di beberapa pulau di Nusa Tenggara Timur dan Maluku.

e.    Pelayaran

Pengetahuan manusia pada zaman logam dalam berbagai bidang meningkat pesat. Ilmu tentang perbintangan (astronomi) dan iklim telah dikuasai untuk mengatur kegiatan pertanian dan pelayaran. Hornell menyimpulkan bahwa perahu bercadik atau perahu bersayap adalah perahu khusus dari Indonesia.

SOAL-SOAL EVALUASI

A.   PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT !


1.       Munculnya mikro-organisme, ikan, amphibi dan reptil mengawali adanya kehidupan di muka bumi, yaitu pada zaman ...
A.      Protozoikum        D.   Neozoikum
B.      Arkaekum           E.   Mesozoikum
C.     Paleozoikum
2.       Reptil-reptil raksasa seperti Dinosaurus, Atlantosaurus, Tyranosaurus muncul pada zaman kehidupan kedua yang disebut juga ….
A.      Mesozoikum
B.      Zaman Sekunder
C.     Zaman Tersier
D.     Neozoikum
E.      Zaman Reptil
3.   Manusia purba pertama kali muncul pada zaman ….
A.      Glasial yang merupakan bagian Holosen
B.      Tersier yang merupakan bagian Neozoikum
C.     Holosen, bagian dari Nezoikum
D.     Pletosen, Tersier, Neozoikum
E.      Pletosen, Kwarter, Neozoikum
4.   Selat Makasar dan Lombok merupakan batas dua jalan pesebaran binatang dari Asia-Daratan. Garis batas tersebut adalah …
A.      Garis Callenfelt
B.      Garis Dubois
C.     Garis Wallace
D.     Garis Weber
E.      Garis Peble


5.   Pada kala Plestosen keadaan alam masih liar dan labil. Hal ini disebabkan adanya dua zaman yang datang silih berganti, yaitu …
A.      tersier dan kwarter
B.      miosen dan oligosen
C.     primer dan sekunder
D.     glasial dan inter glasial
E.      batu dan logam
6.   Jenis-jenis kera yang sudah berdiri di atas dua kaki walau masih menggunakan tangan sebagai penunjang, seperti orang hutan, gorilla dan simpanse, disebut ...
A.      Australopithecus
B.      Anthropoide
C.     Primat
D.     Summo Primat
E.      Australoide
7.   Sisa-sisa tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia yang telah membatu di dalam tanah karena proses kimiawi adalah …
A.      Situs                 D.   Argon
B.      Fosil                 E.   Mammouth
C.     Artefak
8.   Manusia purba seperti Meganthropus, Pithecanthroupus Erectus hidup pada zaman …
A.      Paleolithikum     D.   Megalithium
B.      Mesolithikum     E.   Zaman Logam
C.     Neolithikum
9.   Manusia purba ini dianggap sebagai Missing Link (makhluk peralihan dari kera ke manusia) menurut teori Darwin adalah ...
A.      Meganthropus Paleojavanicus
B.      Pithecanthropus Robustus
C.     Pithecanthropus Erectus
D.     Pithecanthropus Soloensis
E.      Homo Wajakensis
10.  Pelopor penelitian manusia purba Indonesia adalah …

A.      Von Koenigswald
B.      Van Reischoten
C.     Ter Haar
D.     T. Jacob
E.      Eugene Dubois

11.  Fosil manusia purba yang ditemukan pada lapisan dan fauna Ngandong adalah …
A.   Meganthropus Paleojavanicus
B.   Pithecanthropus Robustus
C.   Pithecanthropus Erectus
D.   Pithecanthropus Soloensis
E.   Homo Wajakensis
12.  Jenis alat batu yang banyak ditemukan pada kebudayaan Pacitan dari zaman Batu Tua adalah …
A.      Peble                  D.   Hache Courte
B.      Chopper              E.   Candrasa
C.     Flake

13.  Salah satu ciri penting kebudayaan Paleolithikum di Indonesia adalah …
A.      Manusia memproduksi makanan dengan cara bercocok tanam
B.      Manusia hidup berburu dan meramu
C.     Manusia hidup dengan cara berladang berpindah-pindah
D.     Manusia membuat alat-alat dari logam
E.      Manusia hidup di pesisir dengan cara mengumpulkan kerang
14.  Faktor alam yang menyebabkan kebudayaan zaman Batu Madya berkembang lebih cepat dibanding zaman Batu Tua adalah …
A.      Sudah punahnya binatang-binatang  buas sejenis Dinosaurus
B.      Menurunnya suhu panas di permukaan bumi
C.     Terhentinya banjir besar yang melanda permukaan bumi
D.     Berada pada zaman Holosen sehingga tidak ada lagi zaman glasial dan interglasial
E.      Keadaan alam lebih labil dibandingkan zaman batu tua
15.  Pada zaman Mesolithikum manusia sudah mampu membuat wadah dari tanah liat yang dibakar yang disebut …
A.      Alat serpih           D. Nekara
B.      Bejana                E. Gerabah
C.     Porselin
16.  Manusia mulai mengenal kehidupan menetap pada zaman …
A.      Mesolithikum       D.   Zaman Perunggu
B.      Paleolithikum       E.   Zaman Besi
C.     Neolithikum
17.  Sampung Bone Culture berasal dari zaman …
A.      Paleolithikum       D.   Zaman Perunggu
B.      Mesolithikum       E.   Zaman Besi
C.     Neolithikum
18.  Nenek moyang suku bangsa Irian yang diperkirakan sebagai pendukung kebudayaan tulang Sampung adalah …
A.      Toala
B.      Weddoid
C.     Papua Melanosoid
D.     Australoid
E.      Aborgin
19.  Dibandingkan zaman sebelumnya, zaman Neolithikum mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan …
A.      Keadaan alam sudah stabil karena sudah masuk zaman Holosen
B.      Adanya pengaruh dari kebudayaan Bacson-Hoabinh dari Ton Kin
C.     Manusia sudah mampu menciptakan bangunan yang terbuat dari batu besar
D.     Adanya migrasi penduduk proto melayu dari Asia Daratan dengan kebudayaannya kapak persegi
E.      Adanya migrasi penduduk Deutro melayu dari Donsong, Indo cina dengan membawa kebudayaan Perunggu
20.  Revolusi Neolithik adalah perubahan dari …

A.      Food Gathering menjadi Food Pro-ducing
B.      Nomaden menjadi semi sedenter
C.     Hunting menjadi Food Gathering
D.     Food Gathering menjadi meramu
E.      Food Producing menjadi menetap

21.  Alat batu yang masih menjadi alat pandu dari zaman Neolithikum adalah …
A.      kapak pendek dan kapak Sumatera
B.      kapak corong dan candrasa
C.     kapak persegi dan kapak lonjong
D.     kapak persegi dan microlith
E.      kapak genggam dan kapak perimbas
22.  Kapak batu yang banyak ditemukan di Indonesia bagian timur yang berasal dari zaman Neolithikum adalah …
A.      kapak persegi
B.      kapak lonjong
C.     kapak pendek
D.     kapak genggam
E.      kapak corong
23.  Pada zaman logam, manusia sudah mampu mengolah dan melebur logam. Kepandaian ini diperoleh setelah kedatangan suku bangsa …
A.      Proto Melayu
B.      Deutro Melayu
C.     Austronesia
D.     Papua Melanesoid
E.      Mongoloid
24.  Genderang besar terbuat dari perunggu untuk upacara minta hujan disebut …
A.      Candrasa        D.   Nekara
B.      Menhir            E.   Moko
C.     Sarkofagus
25.  Kapak corong yang salah satu sisinya memanjang adalah …
A.      Candrasa              D. Hache Courte
B.      Menhir                  E. Moko
C.     Peble
26.  Nekara terbesar terdapat di …
A.      Bondowoso, Jawa Timur
B.      Kuningan, Jakarta
C.     Melolo, Sumba
D.     Langsa, Aceh
E.      Pura Penataran Sasih, Pejeng, Bali
27.  Tugu atau tiang batu untuk pemujaan terhadap arwah nenek moyang disebut …
A.      Menhir                  D.   Waruga
B.      Dolmen                 E.   Nekara
C.     Sarkofagus
28.  Sarkofagus banyak ditemukan di …

A.      Bali
B.      Jawa Barat
C.     Sulawesi Selatan
D.     Sumatera Selatan
E.      Nias

29.  Kebudayaan Megalithikum berkembang pesat pada zaman …

A.      Paleolithikum
B.      Mesolithikum
C.     Neolithikum
D.     Zaman Perunggu
E.      Zaman Besi


30.  Kepercayaan yang menganggap pohon dan batu-batu besar mempunyai kekuatan gaib disebut …
A.      Animisme                D.   Mutilasi
B.      Dinamisme              E.   Ritualisme
C.     Totemisme
31.  Manusia pra sejarah Indonesia mulai mengenal teknik bersawah pada zaman …
A.      Paleolithikum
B.      Mesolithikum
C.     Neolithikum
D.     Neozoikum
E.      Zaman logam
32.  Untuk mencukupi kebutuhan makanan, manusia prasejarah pada umumnya bertempat tinggal di …
A.      hutan di lereng gunung
B.      pinggir sungai dan pantai
C.     padang rumput
D.     daerah rawa-rawa
E.      dataran tinggi
33.  Manusia purba hidup secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini disebabkan …
A.      Manusia purba mencari daerah yang subur
B.      Sering terjadi bencana alam
C.     Mereka hidup secara berkelompok
D.     Manusia purba mencari daerah yang aman
E.   Manusia purba sangat bergantung pada alam
34.  Untuk berlindung dari iklim dan menghindar dari ancaman binatang buas, manusia purba pada zaman batu tua hidup dengan cara sebagai berikut, kecuali
A.      menciptakan alat-alat dari batu dan tulang
B.      membuat pakaian dari kulit kayu dan kulit hewan
C.     memanfaatkan api
D.     hidup di goa-goa yang tinggi
E.      hidup di dekat sumber air
35.  Alasan manusia purba hidup dekat sumber air pada zaman batu tua adalah sebagai berikut, kecuali
A.      Daerah tersebut biasanya subur
B.      Binatang-binatang buruan selalu berkumpul dekat sumber air
C.     Sungai sebagai sarana transportasi
D.     Banyak terdapat tumbuhan dan tanaman yang buah dan umbinya bisa dimakan
E.      Mereka hidup bergantung pada ikan di sungai


B.   JAWABLAH SOAL-SOAL DI BAWAH INI DENGAN BENAR !

1.           Bagaimanakah pengaruh adanya zaman glasial dan inter-glasial pada kala plestosen terhadap kehidupan manusia purba pada waktu itu ?
2.           Jelaskan huungan antara Homo Wajakensis dengan penduduk asli Australia (Aborigin) !
3.           Sebutkan pendukung kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong ! Jelaskan pula alasannya !
4.           Apa yang dimaksud monofasial pada alat-alat batu dari zaman paleolithikum ?
5.           Bagaimanakah  jalur penyebaran Peble dan Flake pada zaman mesolithikum ?
6.           Bagaimanakah penyebaran Kebudayaan Kapak Persegi dan Kebudayaan Kapak Lonjong ke wilayah Nusantara ?
7.           Bagaimanakah pengaruh kehidupan menetap pada zaman neolithikum terhadap perkembangan sosial budaya masyarakat pendukungnya ?
8.           Jelaskan perbedaan antara animisme, dinamisme dan totemisme !
9.           Sebutkan suku bangsa di Indonesia yang termasuk ke dalam ras Proto-Melayu dan ras Deutro Melayu !
10.       Jelaskan pengaruh penggunaan alat-alat dari logam terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat pendukungnya !
11.       Jelaskan perbedaan antara teknik bivalve dan teknik a cire perdue dalam pembuatan alat-alat dari logam !
12.       Tunjukkan bukti bahwa pada zaman logam manusia sudah mampu bercocok tanam dengan cara bersawah !
13.       Bagaimanakah perbedaan pembagian kerja pada zaman neolithikum dan zaman logam ?
14.       Bagaimanakah cara-cara manusia purba mempertahankan kehidupannya pada masa berburu dan mengumpulkan makanan ?
15.       Tunjukkan bukti bahwa manusia pada Masa Perundagian manusia sudah mengenal adanya masyarakat yang teratur dan mengenal pemimpin !




       



















MATERI AJAR (MATERI POKOK)        :          

PERADABAN AWAL MASYARAKAT DI DUNIA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERADABAN INDONESIA

A.   KEBUDAYAAN BACSON HOABINH

Di Lembah Sungai Mekong terdapat dua pusat kebudayaan, yaitu Bacson Hoabinh dan Dongson. Bacson adalah daerah pegunungan, sedangkan Hoabinh adalah daerah dataran rendah. Keduanya terletak tidak jauh dari Teluk Tonkin. Peradaban mereka pada mulanya adalah peradaban mesolithikum dengan hasil kebudayaannya berupa alat-alat yang baru diasah bagian tajamnya saja. Alat mereka yang terkenal adalah Peble (kapak sumatera), sedangkan manusia pendukungnya dari ras Papua Melanesoide. Baik kebudayaan maupun manusia pendukung kebudayaan ini kemudian berkembang di kepulauan Nusantara.

B.   KEBUDAYAAN DONGSON

Penelitian terhadap nekara perunggu yang dilakukan oleh F. Heger memperkuat adanya hubungan antara Kepulauan Indonesia dengan peradaban di Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian F. Heger tersebut dapat diklasifikasikan antara nekara tipe lokal dengan nekara tipe yang sama dengan yang terdapat di Asia Tenggara. Adanya kesamaan ini bukan berarti bahwa nekara-nekara itu berasal dari Asia Tenggara, sebab adapula nekara-nekara yang dibuat di Nusantara. Hal terbukti dengan ditemukannya beberapa cetakan nekara seperti yang ditemukan di Bali. Penelitian terhadap benda-benda budaya tersebut juga sesuai dengan penelitian bahasa yang dilakukan oleh H.Kern pada tahun 1886.

C.   KEBUDAYAAN SA HUYNH

Menurut penelitian  Solheim II tradisi gerabah di Indonesia mendapat pengaruh dari tradisi gerabah yang berkembang di Asia Tenggara, yaitu tradisi gerabah Sa huynh-Kalanay dan tradisi Bau-Melayu. Tradisi Sa Huynh-Kalanay terutama berkembang di daerah Sa huynh (Vietnam) dan Kalanay (Filipina). Sedangkan tradisi Bau-Melayu terutama berkembang di Malaysia Timur, Filipina, Cina Selatan, Vietnam Utara, Taiwan dan Indonesia. Kedua tradisi ini dibedakan menurut pola hias dan cara pembuatannya.

Tradisi pembuatan gerabah di Nusantara telah berkembang pada zaman mesolithikum. Pada zaman Logam tradisi pembuatan gerabah berkembang pesat. Pada zaman ini tradisi pembuatan gerabah berkembang menjadi beberapa komplek, yaitu :
a.       Komplek Jawa barat, dengan pesebarannya di Anyer (Banten), Leuwiliang (Bogor), Kramat Jati (Jakarta), dan Rengasdengklok (Karawang)
b.       Komplek Sulawesi Selatan (Kalumpang)
c.       Komplek Bali (Gilimanuk)








HUBUNGAN KEPULAUAN INDONESIA DENGAN PERADABAN INDIA DAN CINA

A.   HUBUNGAN DENGAN INDIA

Kepulauan Nusantara banyak disebutkan dalam kitab-kitab kuno baik dari India maupun dari bangsa Barat. Dalam kitab Jataka yang berisi tentang kehidupan Sang Budha menyebutkan tentang Suvarnabhumi sebagai negeri yang memerlukan perjalanan yang jauh dan penuh bahaya untuk mencapainya. Suvarnabhumi berarti pulau emas. Menurut S. Levi yang dimaksud dengan Suvarnabhumi adalah sebuah negeri di sebelah timur teluk Benggala. Sedangkan kitab Ramayana menyebutkan nama Yawadwipa yang diperkirakan adalah Pulau Jawa. Dikisahkan bahwa tentara kera yang bertugas mencari Sita di negeri-negeri sebelah timur telah memeriksa Yawadwipa yang dihias oleh tujuh kerajaan. Pulau ini adalah “pulau emas dan perak”. Kitab ini juga menyebutkan nama Suwarnadwipa yang berarti “pulau emas”. Suwarnadwipa memang kemudian dipergunakan untuk menyebutkan Pulau Sumatera.

Yãwa dalam bahasa Sansekerta berarti jelai. Diou dalam bahasa Pakrit adalah diwu dan dwipa dalam bahasa Sansekerta yang artinya pulau. Jadi yang dimaksud dengan Iabadiou adalah Yawadwipa yang besar kemungkinan adalah Pulau Jawa. Dalam Prasasti Canggal yang berangka tahun 654 Śaka atau tahun 732 Masehi, Pulau Jawa disebut dengan nama Dwipa Yawa. Berdasarkan kitab-kitab tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sejak awal Masehi kepulauan Indonesia telah masuk dalam jaringan perdagangan internasional.

Motivasi utama kedatangan orang-orang India itu adalah berdagang. Menurut Van Leur barang-barang yang diperdagangkan pada masa itu adalah barang-barang yang bernilai tinggi seperti : logam mulia, perhiasan, berbagai jenis tenunan, barang-barnag pecah belah di samping bahan-bahan baku yang diperlukan untuk berbagai kerajinan. Selain itu juga bahan-bahan ramuan untuk wangi-wangian dan obat. Sehingga barang-barang tersebut memerlukan masyarakat dalam taraf perkembangan tertentu sebagai konsumen.

Barang-barang yang diperdagangkan dari Indonesia selain emas adalah kayu cendana dan cengkeh dari daerah Indonesia bagian timur. Dalam kitab Raghuvansa karangan Kalidasa yang menurut para ahli hidup sekitar tahun 400 Masehi, disebutkan bahwa lavanga (cengkeh) yang berasal dari dvipantara. Wolter percaya bahwa yang dimaksud dengan dvipantara adalah kepulauan Nusantara (dwipa = nusa = pulau).


ASAL-USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA

ASAL USUL DAN PESEBARAN MANUSIA

Selama berpuluh-puluh tahun petunjuk satu-satunya dalam penelitian pesebaran manusia purba adalah fosil-fosil dan artefak-artefak para leluhur kita yang ditinggalkan dalam pengembaraan mereka. Penelusuran asal-usul manusia seperti mendapatkan darah baru, setelah penerapan teknologi genetika dengan menggunakan DNA mitokondria (mtDNA) untuk mencari tahu hubungan kekerabatan antarpopulasi. Terobosan itu membuka pintu gerbang menuju pengungkapan cikal-bakal manusia modern atas dasar persamaan genetik.
Berdasarkan penelitian mtDNA dari berbagai populasi, para ilmuwan menyimpulkan, bahwa manusia modern sekarang ini semua merupakan satu keturunan dari satu nenek moyang ("Hawa" mitokondria). Hawa mitokondria segera bergabung dengan “Adam kromosom Y”. Semua umat manusia terkait dengan Hawa mitokondria melalui rantai para ibu yang tak terpatahkan.

Kesimpulan itu membuka cakrawala baru bahwa manusia modern bukanlah keturunan dari manusia purba semacam Homo Sapiens yang hidup 500.000 tahun lalu. Atau bahkan, spesies yang lebih tua seperti Homo Habilis (2,5 - 1,6 juta tahun lalu), Homo Ergaster (1,8 - 1,4 juta tahun lalu), dan Homo Erectus (1,5 juta tahun lalu).

DAERAH ASAL MANUSIA

Sekitar 50.000 hingga 70.000 tahun silam, satu gelombang kecil manusia yang mungkin hanya berjumlah seribu orang dari Afrika menuju pantai-pantai Asia bagian Barat. Ada dua jalur tersedia menuju Asia. Pertama mengarah ke lembah Sungai Nil, melintasi Semenanjung Sinai lalu ke utara lewat Levant. Namun jalur yang satunya juga mengundang untuk dijelajahi, yaitu melintasi Laut Merah. Pada saat itu (70.000 tahun yang lalu) bumi memasuki zaman es terakhir dan permukaan laut menjadi lebih rendah karena air tertahan dalam gletser. Pada bagian tersempit di muara Laut Merah hanya berjarak beberapa kilometer. Dengan menggunakan perahu primitif, manusia modern dapat menyeberangi laut untuk pertamakalinya.

Para pengembara telah mencapai Australia Barat Daya 45.000 tahun lalu. Hal ini terbukti dengan fosil seorang pria di Lake Mungo. Fosil-fosil lain yang belum terungkap di dalam tanah  mungkin berusia lebih tua yaitu sekitar 50.000 tahun yang lalu. Hal ini menjadi bukti paling awal manusia modern yang berada jauh dari Afrika.

Tidak ada jejak fisik berupa fosil orang-orang ini sepanjang sekitar 13.000 kilometer dari Afrika ke Australia. Semua mungkin sudah lenyap saat air laut naik sesudah zaman es. Namun jejak genetika berlangsung terus. Beberapa kelompok pribumi pada kepulauan Andaman dekat Myanmar, Malaysia dan Papua Nugini, serta orang Aborigin di Australia memiliki tanda garis keturunan mitokondria purba.

ASAL USUL DAN PESEBARAN MANUSIA INDONESIA

GELOMBANG KEDATANGAN PENDUDUK DARI ASIA DARATAN KE WILAYAH NUSANTARA

Berdasarkan fosil-fosil yang telah ditemukan di wilayah Indonesia, dapat diketahui bahwa sejak 2.000.000 (dua juta) tahun yang lalu wilayah ini telah dihuni. Penghuninya adalah manusia-manusia purba dengan kebudayaan batu tua seperti Meganthropus Palaeo Javanicus, Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Soloensis dan Homo Wajakensis.

Ketika bangsa Melanesoide datang, mereka mulai menetap walaupun semi nomaden. Mereka akan pindah jika sudah tidak mendapatkan lagi makanan. Maka pilihan atas tempat-tempat yang akan ditempatinya adalah tanah yang banyak menghasilkan. Wilayah aliran sungai pula yang akan menjadi targetannya. Padahal, wilayah ini adalah juga wilayah di mana para penduduk asli mengumpulkan makanannya. Ini mengakibatkan benturan yang tidak terelakan antara kebudayaan palaeolithikum dengan kebudayaan yang mesolithikum. Alat-alat sederhana seperti kapak genggam atau choppers, alat-alat tulang dan tanduk rusa berhadapan dengan kapak genggam yang lebih halus atau febble, kapak pendek dan sebagainya.

Dalam setiap perpindahan manusia beserta kebudayaan yang datang ke Nusantara, selalu dilakukan oleh bangsa yang tingkat peradabannya lebih tinggi dari bangsa yang datang sebelumnya. Dari semua gelombang pendatang dapat dilihat bahwa mereka adalah bangsa-bangsa yang mulai bahkan telah menetap. Jika kehidupannya mereka masih berpindah, maka perpindahan bukanlah sesuatu hal yang aneh.

Suku-suku dari Asia tengah yakni Bangsa Aria yang mendesak Bangsa Melayu Tua sudah pasti memiliki tingkat kebudayaan yang lebih tinggi lagi. Bangsa Melayu Tua yang terdesak meninggalkan Yunan dan yang tetap tinggal bercampur dengan Bangsa Aria dan Mongol. Dari artefak yang ditemukan yang berasal dari bangsa ini yaitu kapak lonjong dan kapak persegi yang merupakan bagian dari kebudayaan Neolitikum.

Ini berarti orang-orang Melayu Tua, telah mengenal budaya bercocok tanam yang cukup maju dan bahkan mereka sudah beternak. Dengan demikian mereka telah dapat menghasilkan makanan sendiri (food producing). Kemampuan ini membuat mereka dapat menetap secara lebih permanen. Pola menetap ini mengharuskan mereka untuk mengembangkan berbagai jenis dasar-dasar kebudayaan.

Sama seperti yang terjadi terdahulu, pertemuan dua peradaban yang berbeda kepentingan  melahirkan konflik untuk memperebutkan tanah. Dengan pengorganisiran yang lebih rapi dan peralatan yang lebih bermutu, kaum pendatang dapat mengalahkan penduduk asli. Sisa-sisa pengusung kebudayaan Batu Tua kemudian menyingkir ke pedalaman.

Pada gelombang migrasi kedua dari Yunan di tahun 2000-300 SM, datanglah orang-orang Melayu Muda. Mereka datang dengan kebudayaan perunggunya. Kebudayaan ini lebih tinggi lagi dari kebudayaan Batu Muda yang telah ada karena telah mengenal logam sebagai alat perkakas hidup dan alat produksi.

Kedatangan bangsa Melayu Muda mengakibatkan bangsa Melayu Tua yang tadinya hidup di sekitar aliran sungai dan pantai terdesak pula ke pedalaman. Dengan menguasai tanah, Bangsa Melayu Muda dapat berkembang dengan pesat kebudayaannya bahkan menjadi penyumbang terbesar untuk cikal-bakal bangsa Indonesia sekarang.










SOAL-SOAL EVALUASI

A.     PILIHLAH SALAH SARU JAWABAN YANGPALING TEPAT !

1.    

Manusia pemdukung kebudayaan Bacson Hoabinh adalah …
A.   Austro-Weddoid
B.   Papua Melanesoide
C.   Proto Melayu
D.   Deutro Melayu
E.   Aborigin
2.     Pengaruh kebudayaan Bacson Hoabinh di Nusantara nampak dengan banyak ditemukannya ...
        A.   Chopper
        B.   Abrisousroche
        C.   Kjokkenmodinger
        D.   Peble
        E.   Hache Courte
3.     Kebudayaan Mesolithikum di Indonesia juga dipengaruhi oleh kebudayaan Bacson – Hoabinh. Hal ini terbukti dengan banyak ditemukannya …
A. Hache Courte
B. Candrasa
C.Peble
D.Kapak Persegi
E. Kapak Perimbas
4.     Disamping berkembang di Vietnam, ragam hias kebudayaan Sa Huynh juga berkembang di beberapa wilayah lain di Asia Tenggara sebagai berikut, kecuali …
A.   Thailand            D.   Phlipina
B.   Taiwan              E.   Indonesia
C.   Malaka
5.     Perkakas dari zaman sebelum mengenal tulisan di Indonesia yang mendapat pengaruh dari Kebudayaan Sa Huynh adalah ...
        A.   Kapak Sumatera
        B.   Kapak Persegi
        C.   Kapak Corong
        D.   Gerabah
        E.   Nekara
6.     Peneliti pesebaran penduduk dari Asia daratan ke Asia Tenggara kepulauan melalui penelitian pesebaran bahasa adalah ...
        A.   F. Heger         D.   Van Leur
        B.   H.Kern            E.   Sarasin
        C.   Solheim
7.     Kebudayaan perunggu dari Dongson berkembang di Nusantara dibawa oleh suku bangsa ...
       

        A.   Melayu Polinesia
        B.   Melayu Austronesia
        C.   Papua Melanesoid
        D.   Proto-Melayu
        E.   Deutro-Melayu

8.     Kitab kuno di India yang menyebutkan sebuah pulau di sebelah timur India yang dikenal dengan nama Yawadwipa adalah ...
A.   Jataka
B.   Mahabharata
C.   Bharatayudha
D.   Ramayana
E.   Arjunawiwaha

9.     Kitab ini ditulis oleh seorang nakhkoda Yunani-Mesir yang menerangkan bahwa ada kapal-kapal Colandia berangkat ke Chrysè (negeri emas) yang diperkirakan Pulau sumatera adalah …
A.   Chrysè Chora
B.   Chrysè Chersonèsos
C.   Raghuvansa
D.   Geographikè Hyphègesis
E.   Periplous Tès Erythras Thalases

10.    Sebuah prasasti dari Jawa Tengah yang menyebutkan nama Dwipa Yawa sebagai nama Pulau Jawa adalah …
A.   Prasasti Mantyasih
B.   Prasasti Kelurak
C.   Prasasti Tuk Mas
D.   Prasasti Canggal
E.   Prasasti Sri Kahuluan



11. Sebuah kitab karangan Kalidasa yang menyebutkan nama Dwipantara untuk menyebut Nusantara adalah ...
A.   Jataka
B.   Mahabharata
C.   Bharatayudha
D.   Ramayana
E.   Raghuvansa
12.    Berdasarkan penelitian DAN Mitokondrial (mtDNA) dapat disimpulkan bahwa nenek moyang manusia sekarang adalah …
A.   Homo Hobilis
B.   Homo Ergaster
C.   Homo Erectus
D.   Homo Sapiens
E.   "Hawa" mitokondria dan “Adam kromosom Y”
13.    Penelitian Allan Wilson menggunakan mtDNA menemukan bahwa wanita-wanita keturunan yang menunjukkan keanekaragaman dua kali lebih banyak daripada kaum wanita lain berada di wilayah ...

A.   Afrika
B.   Asia
C.   Eropa
D.   Amerika
E.   Australia


14.    Penduduk di kepulauan Nusantara memiliki kesamaan istilah dengan pendudukl di  Madagaskar, Filipina, Taiwan, dan beberapa pulau di Lautan Pasifik. Istilah tersebut di antara lain sebagai berikut, kecuali ...
A.   padi                  D.   nyiur
B.   rotan                 E.   mata
C.   bola

15.    Kebudayaan Kapak Persegi ini berasal dari di daerah Tonkin. Dengan menggunkan perahu bercadik pendukung kebudayaan ini tersebar ke berbagai wilayah diantaranya sebagau berikut, kecuali ...
A.   Malaka              D.   Jawa
B.   Papua               E.   Bali
C.   Sumatera
16.    Penduduk asli Indonesia yang membawa kebudayaan batu tua atau palaeolitikum yang masih hidup secara nomaden atau berpindah dengan mata pencaharian berburu binatang dan meramu adalah ...
A.   Veddoid-Austrolaid
B.   Melanesoide
C.   Proto Melayu
D.   Deutro Melayu
E.   Aborigin
17.    Daerah asal penduduk Melayu Tua (Proto Melayu) dari ras Mongoloid adalah …
A.   Bacson, Lembah Sungai Yan Tse
B.   Tonkin, Lembah Sungai Mekong
C.   Tonkin, Lembah Sungai Kuning
D.   Yunan, Lembah Sungai Yang Tze
E.   Yunan, Lembah Sungai Irrawadi
18.    Berikut adalah beberapa suku bangsa yang merupakan keturunan dari penduduk Papua Melanesoid, kecuali ...
A.   Sakai di Siak
B.   Suku Kubu di Jambi
C.   Suku Semang di pedalaman Malaya
D.   Suku Aeta di pedalaman Philipina
E.   Suku Toraja di Sulawesi Selatan
19.    Berikut adalah beberapa suku bangsa yang merupakan keturunan dari penduduk Proto Melayu, kecuali ...
A.   Suku Anak Dalam
B.   Suku Dayak
C.   Suku Toraja
D.   Suku Sasak
E.   Suku Batak
20.    Berikut adalah beberapa suku bangsa yang merupakan keturunan dari penduduk Deutro Melayu, kecuali ...

A.   Suku Jawa
B.   Suku Madura
C.   Suku Bali
D.   Suku Gayo
E.   Suku Bugis


B.     JAWABLAH SOAL-SOAL DI BAWAH INI DENGAN BENAR !
1.     Bagaimanakah pengaruh kebudayaan Bacson Hoabinh terhadap kebudayaan Indonesia !
2.     Jelaskan pengaruh kebudayaan Dongson terhadap kebudayaan Indonesia !
3.     Sebutkan hasil-hasil kebudayaan Sa Huynh yang telah berhasil ditemukan !
4.     Bagaimanakah kesamaan antara peninggalan-peninggalan dari Sa Huynh dengan peninggalan yang ditemukan dengan di Asia Tenggara lainnya !
5.     Bagaimanakah kitab-kitab Jataka dan Ramayana menyebutkan pulau-pulau yang di Nusantara ?
6.     Mengapa India mengalihkan perhatian perdagangannya ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia ?
7.     Bagaimanakah kitab-kitab Periplous tès Erythras thalases dan Geographikè Hyphègesis yang ditulis oleh Claudius Ptolomeus dari Yunani menyebutkan pulau-pulau yang di Nusantara ?
8.     Sebutkan komoditi perdagangan yang berasal dari India dan dari Indonesia pada masa awal perdagangan tersebut !
9.     Jelaskan peristiwa yang mendorong tumbuhnya perdagangan maritim antara Asia Barat dengan Cina Selatan, khususnya Tonkin, melalui kepulauan Indonesia ?
10.    Mengapa dikatakan bahwa manusia modern sekarang berasal dari satu nenek moyang yang sama berdasarkan penelitian mtDNA ?
11.    Bagaimanakah terbentuknya perbedaan berbagai ras dan suku menurut penelitian mtDNA ?
12.    Apakah alasan yang mengatakan bahwa asal mula manusia modern dari Afrika ?
13.    Bagaimanakah jalur penyebaran manusia modern keluar dari Afrika ke Eropa dan Asia ?
14.    Sebutkan wilayah penyebaran bahasa Austronesia !
15.    Bagaimanakah penyebaran kebudayaan Kapak Persegi beserta pendukungnya menurut von Heine Geldern ?

Manusia Jawa Purba Pernah Mendiami Eropa

Posted on July 28, 2008, under .
(C) http://www.science.mcmaster.ca/geo/research/age/Images/skull01.JPGHanover, Jerman - Pecahan tulang tengkorak yang ditemukan di sebuah tambang Jerman ternyata berasal dari Manusia Jawa, manusia purba yang sebelumnya diyakini merupakan penduduk asli Asia, sehingga memicu spekulasi bahwa manusia purba Asia pernah menjajah Eropa.
Alfred Czarnetzki, seorang profesor di Universitas Tuebingen, mengumumkan Kamis lalu bahwa kerangka tersebut, yang ditemukan pada 2002, “usianya paling tidak 700.00 tahun” dan begitu mirip Manusia Jawa “sehingga boleh jadi merupakan kembarannya”. Tulang tengkorak itu berasal dari spesies Homo erectus, di mana manusia modern dikenal sebagai Homo sapiens, yakni manusia yang sudah berbudaya.
Manusia Jawa adalah nama yang diberikan kepada fosil yang ditemukan pada 1891 di Trinil, tepian Bengawan Solo. Fosil ini merupakan salah satu spesimen Homo erectus atau manusia purba berjalan tegak yang paling pertama dikenal. Penemunya, Eugene Dubois, memberikan nama ilmiah Pithecanthropus erectus, sebuah nama yang berasal dari akar Yunani dan Latin yang berarti manusia kera berjalan tegak.
Karl-Werner Frangenberg, seorang pemburu fosil, menemukan bagian atas tengkorak pada 2002 di sebuah lubang batu di Leinetal dekat Hanover. Istrinya, yang memiliki hobi sama, menemukan bagian pelipis dua tahun kemudian.
Sama dengan fosil Trinil
Tulang belulang itu, yang kini diyakini merupakan kerangka manusia tertua yang pernah ditemukan di Jerman, saat ini dipamerkan di Museum Hanover. Kerangka tertua Jerman sebelumnya adalah spesies lain, yakni Homo heidelbergensis, yang ditemukan pada 1907 dan berusia sekitar 600.000 tahun. Czarnetzki mengakui kesulitan mengukur usia fosil secara tepat, namun dirinya merasa yakin dengan kesamaan pada penemuan fosil manusia purba di Jawa pada 1891.
“Penemuan ini mengindikasikan bahwa manusia purba Asia pernah menyebar ke Eropa,” katanya, seraya menambahkan artikelnya mengenai penemuan tersebut telah diakui Journal of Human Evolution dan akan segera diterbitkan. Ia mengemukakan tak ditemukan DNA dalam pecahan tulang itu, namun ada jejak protein.
(C) http://i.cnn.net/cnn/2004/TECH/science/02/12/coolsc.thickskulls/vert.homo.erectus1.jpg